Senin, 08 Juli 2013

Kirab Ndandangan (Tradisi di kota Kudus menyambut Ramadhan)

Kirab ndandangan adalah tradisi di kota Kudus, Setiap menjelang bulan Puasa, kota kudus memiliki tradisi yang oleh warga setempat dinamai “Dandangan”.  Lokasi dandangan berpusat di jalan Menara Kudus membentang ke jalan-jalan di sekitarnya ke selatan hingga alun-alun Simpang Tujuh dan ke Utara hingga Pasar Jember (jalan Kudus-Jepara). Menjelang Ramadhan 1434 H/2013 M ini saya sempat menunjungi lokasi Dandangan tersebut.

Menurut cerita seorang teman kelahiran Kudus, tradisi dandangan ini awalnya dilakukan untuk mendengar suara bedug di Masjid Menara Kudus yang konon kabarnya dapat berbunyi sendiri (tanpa dipukul) saat menjelang Ramadhan. Barangkali dari suara bedug “dang! dang!” (bukan “dug dug” ya?) asal-muasal nama Dandangan. Saya rasa penamaan ‘Dandangan’ ini mirip dengan ‘Dugderan” di Semarang, yang juga berasal dari suara bedug: “dug dug dug, dher!”.
Sejauh pengamatan saya, aktivitas Dandangan mirip dengan pasar malam yang biasa terdapat di daerah-daerah lain di Indonesia. Hanya saja, kegiatan ini berlangsung selama beberapa minggu dengan jumlah penjaja daganganya sangat banyak dan beragam barang atau jasa yang ditawarkan. Barang-barang atau produk yang ditawarkan sangat beragam: pakaian, sepatu dan sandal, perhiasan, furnitur, hasil kerajinan, mainan anak-anak,  dan berbagai jenis makanan. Saya juga menjumpai beberapa penjual kerak telus khas Betawi

Meski dibuka hampir sepanjang hari, dari pagi hingga malam hari, pengunjung acara ini paling banyak pada malam hari, selepas Maghrib hingga menjelang tengah malam. Pada saat jumlah pengunjung memuncak inilah kemacetan jalan-jalan di sekitar lokasi tak terelakkan. Jalan tempat lokasi utama Dandangan itu sendiri telah ditutup oleh pihak penyelenggara, Dipenda Kudus. Hanya sepeda motor yang dapat lewat dengan berjalan lambat di sela-sela lapak-lapak para pedagang dan lalu-lalang pengunjung yang berjalan kaki.
Pengunjung Dandangan meliputi segala usia, mulai anak-anak hingga lanjut usia, pria dan wanita. Hanya saja usia remaja tampak mendominasi. Kemungkinan besar, pengunjung ini tidak hanya berasal dari Kudus, tetapi juga dari daerah-daerah sekitarnya seperti Demak, Jepara, Pati, dan Grobogan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar